Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden serta Legislatif yang telah berlangsung pada 14 Februari 2024 lalu, diprediksi mampu meningkatkan kembali gairah investasi sektor usaha dan permintaan barang di masyarakat.
Hal itu karena langkah wait and see yang dilakukan pelaku usaha sebelum kegiatan Pemilu, tidak mulai berangsur ditinggalkan.
“Jadi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta legislatif sudah berlangsung. Meski belum ada keputusan resmi sudah kelihatan siapa yang akan terpilih. Hal ini akan membuat pelaku usaha bisa memprediksi seperti apa kondisi ekonomi kedepan, sehingga mereka bisa kembali agresif mengembangkan usahanya,” kata Erwindo Kolopaking, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim (KPw BI Jatim), saat hadir sebagai salah satu narasumber dalam talkshow dalam rangka HUT ke 7 Tribun Jatim dengan tema Pemilu Damai-Optimisme Ekonomi Jatim 2024, yang digelar di Dyandra Convention Hall, Selasa (27/2/2024).
Karena bila pelaksanaan Pemilu harus berlanjut ke putaran kedua, tentunya proses wait and see pelaku usaha bisa lebih panjang lagi. Sementara untuk ekonomi biar segera bergerak dan tumbuh positif, kepastian politik, hukum dan sosial di pemerintahan maupun masyarakat sangat diperlukan.
Baca juga: BI Jatim Buka Layanan Tukar Uang Drive Thru di Akhir Pekan, Siapkan Uang Tunai Rp 12 Triliun
“Dan di Jawa Timur (Jatim), pelaksanaan Pemilu berhasil aman dan kondusif. Sehingga kami melihat proyeksi ekonomi di Jatim tahun 2024 akan kembali bangkit, mengingat sektor investasi menjadi salah satu yang utama dalam pertumbuhan ekonomi di Jatim,” jelas Erwindo.
Sementara terkait adanya peningkatan harga-harga komoditas bahan pokok di Jatim, seperti beras gula dan cabe, Erwindo, membeberkan bila kondisi tersbeut tidak hanya terjadi di Jatim.
“Tapi juga terjadi secara nasional. Dan bukan karena adanya pemilu tapi sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu, yang salah satunya karena adanya El Nino,” bebernya.
Dampak El Nino yang terjadi pada tahun 2023 lalu, salah satunya adalah gagal panen. Sehingga harga gabah petani mulai naik pada November 2023 lalu. Kemudian mencapai puncaknya di Desember 2023 dan Januari 2024, dengan adanya kenaikan harga beras yang tinggi dan stok yang berkurang.
Baca juga: Penyelenggaraan Pemilu Lancar di Jatim Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli Masyarakat
Pemerintah juga sudah melakukan beberapa langkah, sehingga di bulan Februari 2024 ini harga dicoba ditekan agar tidak terus naik dan stok ditambah dengan langkah impor.
“Saat ini padi juga sudah mulai tumbuh dan targetnya pertengahan Maret 2024 sudah ada panen, sehingga harga bisa turun dan stok juga meningkat,” jelas Erwindo.
Diakuinya pada Januari dan Februari 2024 ini, selain stok beras yang turun, kenaikan harga juga didorong dengan peningkatan permintaan. Yaitu menjelang masuknya bulan puasa hingga lebaran 2024.
“Permintaan tidak hanya beras tapi juga beberapa jenis sembako lainnya sepeti gula, telur ayam, tepung dan kebutuhan pokok yang banyak dicari jelang bulan puasa dan lebaran,” papar Erwindo.
Sementara terkait kenaikan harga beras di Jatim, Erwindo menyebutkan, Jatim sebagai salah satu lumbung padi nasional, kenaikan harga beras masih belum setinggi daerah Jawa lainnya.
“Bila di Jatim sekitar 2,4 persen, daerah lain bisa sekitar 2,6 persen hingga 2,7 persan. Jadi Jatim masih cukup rendah,” pungkas Erwindo
BERITATERKAIT
Perhelatan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Legislatif yang telah berlangsung 14 Februari 2024 lalu, diprediksi mampu meningkatkan investasi