Mataram (NTBSatu) – Penyakit tuberculosis (TBC) nampaknya masih menjadi atensi bagi dunia kesehatan. Hingga Juli 2024, Dinas Kesehatan Kota Mataram melaporkan terdapat 520 kasus TBC.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Emirald Isfihan mengatakan, masyarakat harus lebih mawas terhadap penularan penyakit yang bersumber lewat bakteri mycobacterium tuberculosis itu. Sebagai pencegahan TBC, dr. Emirald mengimbau masyarakat untuk disiplin melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.
Masyarakat harus menghindari kontak dengan orang yang menderita TBC dan menjaga kekebalan tubuh dengan pola makan seimbang dan olahraga.
“Jika berisiko tinggi, masyarakat bisa mempertimbangkan vaksinasi BCG dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,” ujarnya, Selasa, 30 Juli 2024.
Penanganan Kasus TBC
Ia mengungkapkan, TBC masih menjadi tantangan global dalam dunia kesehatan. Provinsi NTB pun sudah mencatat 1.114 kasus TBC sampai Juli 2024.
Penanganan TBC tidak hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit maupun Klinik kesehatan. Penyintas TBC dapat mendapatkan perawatan di Puskesmas terdekat.
“Ada 11 Puskesmas di Kota Mataram dan untuk perawatan TBC itu gratis,” tambah Mantan Wakil Direktur RSUD Kota Mataram itu.
Kota Mataram telah menyiapkan pemeriksaan laboratorium dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) yang merupakan terobosan dalam percepatan penanggulangan TBC. Hal ini dapat mempermudah dan mempercepat diagnosis pasien, khususnya terduga TBC baik pada anak dan masyarakat rentan lainnya.
Pemeriksaan TCM tersebut ada di Puskesmas Tanjung Karang, Puskesmas Karang Taliwang, dan RSUD Kota Mataram.
Lebih lanjut, dr. Emirald menjelaskan, ada juga beberapa faktor yang membuat seseorang lebih mudah terkena TBC. Mayoritas penyebabnya adalah dengan merokok, kurang nutrisi, hingga penyakit penyerta yang dapat menurunkan kekebalan, contohnya diabetes.
Selain itu, ia juga menyoroti kasus TBC pada anak yang terjadi akibat status gizi yang buruk. dr. Emirald telah melakukan integrasi penemuan kasus ini dengan kegiatan yang lain seperti penanganan stunting melalui penimbangan. Saat penimbangan di Posyandu, anak yang berat badannya kurang, maka Fakesmas akan meninjau penyebabnya secara spesifik.
“Penyakit TBC pada anak gejalanya bukan batuk. Tetapi lebih banyak berat badannya turun, anak tidak mau makan, rewel, kemudian ada pembesaran kelenjar di leher. Jadi bukan batuk,” tandasnya.
Artikel Ada 520 Kasus TBC di Mataram, Puskemas Berikan Perawatan Gratis pertama kali tampil pada NTBSatu.